Terimakasih atas kunjunagan anda
Batman Begins - Diagonal Resize 2

Selasa, 26 November 2013

Bank Dunia yakin Indonesia dapat mengatasi tekanan ekonomi

 Direktur Negara Bank Dunia untuk Indonesia yang baru dilantik, Rodrigo Chaves, mengatakan, Indonesia akan dapat mengatasi tekanan ekonomi saat ini sebagaimana pernah dialami dalam tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Rodrigo Chaves, dalam siaran pers Bank Dunia yang diterima di Jakarta, Sabtu, hal tersebut dinilai antara lain karena fundamental makroekonomi Indonesia yang kuat dan manajemen fiskal yang penuh kehati-hatian.

Karena itu, ujar dia, Bank Dunia meyakini bahwa Indonesia akan mengatasi tekanan saat ini yang memengaruhi rupiah dan akan tahan melawan volatilitas eksternal.

"Lebih penting lagi, bangsa besar ini memiliki apa saja yang dibutuhkan guna membawa kesejahteraan bagi rakyatnya," kata Chaves yang mendapatkan gelar doktorat ekonomi dari Ohio State University.

Sebelum bergabung dengan kantor Bank Dunia di Indonesia, Chaves menjabat sebagai Direktur Pengentasan Kemiskinan dan Manajemen Ekonomi untuk Amerika Latin dan Karibia.

Menurut dia, tantangan pembangunan yang dihadapi di Amerika Latin dan Karibia serupa dengan kondisi yang dihadapi di Indonesia, seperti berkembangnya ketimpangan sosial dan kebutuhan bagi kaum miskin dan masyarakat rentan, termasuk memperluas akses kepada pendidikan, kesehatan, air minum, dan jasa layanan dasar lainnya.

Chaves akan memimpin program di Indonesia yang mencakup portofolio sebanyak 37 operasi aktif, dengan komitmen net sebesar 8 miliar dolar AS dalam bentuk pinjaman terhitung Agustus 2013.

Beragam program tersebut berkisar dari dukungan terhadap pembangunan di dalam masyarakat, perluasan energi geothermal, dan jasa layanan pendidikan anak-anak usia dini.

"Setelah enam dekade kemitraan produktif, Bank Dunia merasa terhormat untuk melanjutkan dukungan terhadap ambisi Indonesia untuk menjadi salah satu negara paling makmur," kata Chaves. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan tahun anggaran 2014 merupakan periode stabilisasi dan pemerintah lebih fokus untuk membenahi fundamental perekonomian nasional, dengan risiko pertumbuhan tidak akan lebih tinggi dari angka enam persen.

Chatib memastikan pemerintah akan menetapkan kebijakan fiskal yang ketat dengan menjaga defisit anggaran serta memastikan agar defisit neraca transaksi berjalan tidak makin melebar, sebagai upaya stabilisasi tersebut.

Ekonom: Indonesia Akan Hadapi Dua Krisis di 2014

JAKARTA -- Pengamat menilai tahun depan pemerintah akan menghadapi tantangan dalam menjalankan roda perekonomian. Tantangan tersebut berupa double crisis yakni tingginya defisit jasa dan defisit perdagangan.

Institute for Development of Economic and Finance (Indef) menilai, saat ini Indonesia mengalami double crisis. Pertama, Indonesia mengalami defisit jasa yang terbilang tinggi. Kedua, untuk pertama kalinya Indonesia mengalami defisit perdagangan. Bahkan sekarang ini tengah terjadi defisit kontribusi politik. 

"Presiden mendatang akan mengalami persoalan. Persoalan itu akan datang pada sisi APBN. APBN itu sebenarnya instrumen pemerintah. Tapi, sayangnya tidak berfungsi apa-apa, karena pengambilan keputusannya jelek," ujar Ekonom senior Indef, Didik J Rachbini, dalam Seminar Nasional dengan tema 'Proyeksi Ekonomi Indonesia 2014 Akankah Krisis Berlanjut', Selasa, (26/11).

Didik mengatakan persoalan tersebut seharusnya diselesaikan sejak awal untuk keberlangsungan ekonomi di masa mendatang. Ia menilai, ekonomi Indonesia hanya seolah-olah kuat di mata negara-negara tetangga di dunia karena defisit ganda masih bisa ditahan dengan derasnya modal portfolio yang besar. Hal itu sebenarnya sangat rapuh karena dana tersebut sangat mudah menjadi aliran uang panas yang keluar.

Aliran uang keluar menyebabkan sektor keuangan tidak stabil. "Begitu ada masalah dengan kebijakan pemerintah, maka masyarakat tidak percaya dan ekonomi keuangan akan mudah terguncang," ujar dia.

KEUTAMAAN, MANFAAT DAN RAHASIA SHOLAT DHUHA

KEUTAMAAN ,MANFAAT DAN RAHASIANYA SERTA TATA CARA SHOLAT DHUHA

6 Keutamaan Sholat Dhuha

6 Keutamaan Sholat Dhuha
Sebelum kita membaca Artikel tentang 6 Keutamaan Sholat Dhuha mari kita membaca Bismillahirrahmanirrahim ...

Hadits Rasulullah Muhammad saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya:


1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia

Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda:

“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).

2. Ghanimah (keuntungan) yang besar

Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:

Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.

Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).

Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”

Mereka menjawab; “Ya!

Rasul saw berkata lagi:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)

3. Sebuah rumah di surga

Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:

“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami`: 634)

4. Memperoleh ganjaran di sore hari

Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata:

Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).

Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”

(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”).

5. Pahala Umrah

Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih al-Targhib: 673).

Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:

“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih al-Jami`: 6346).

6. Ampunan Dosa

“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)


Sekian Artikel tentang 6 Keutamaan Sholat Dhuha , semoga bermanfaat bagi kita semua , Amin 


MASIH DI LANJUT DI BAWAHNYA INI,,

KEUTAMAAN ,MANFAAT DAN RAHASIANYA,


Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha.”
[HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah]

Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Kekasihku Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara: [1] puasa tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat shalat Dhuha dan [3] melaksanakan shalat witir sebelum tidur.”
[HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami]

Dari Abud Darda, ia berkata: “Kekasihku telah berwasiat kepadaku tiga hal. Hendaklah saya tidak pernah meninggalkan ketiga hal itu selama saya masih hidup: [1] menunaikan puasa selama tiga hari pada setiap bulan, [2] mengerjakan shalat Dhuha, dan [3] tidak tidur sebelum menunaikan shalat Witir.”
[HR. Muslim, Abu Dawud, Turmuzi dan Nasa’i]

Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]

Dari Abu Said [Al-Khudry], ia berkata: Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat Dhuha, sehingga kami mengira bahwa beliau tidak pernah meninggalkannya. Dan jika beliau meninggalkannya, kami mengira seakan-akan beliau tidak pernah mengerjakannya”.
[HR. Turmuzi, hadis hasan]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak kefakiran. Dan tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat.”
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]

Anjuran Shalat Dhuha

Dari Aisyah, ia berkata: “Saya tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikan shalat Dhuha, sedangkan saya sendiri mengerjakannya. Sesungguhnya Rasulullah SAW pasti akan meninggalkan sebuah perbuatan meskipun beliau menyukai untuk mengerjakannya. Beliau berbuat seperti itu karena khawatir jikalau orang-orang ikut mengerjakan amalan itu sehingga mereka menganggapnya sebagai ibadah yang hukumnya wajib (fardhu).”
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Malik dan Ad-Darami] ditulis di blog fadlie.web.id
Dalam Syarah An-Nawawi disebutkan:
Aisyah berkata seperti itu karena dia tidak setiap saat bersama Rasulullah. Pada saat itu Rasulullah memiliki istri sebanyak 9 (sembilan) orang. Jadi Aisyah harus menunggu selama 8 hari sebelum gilirannya tiba. Dalam masa 8 hari itu, tidak selamanya Aisyah mengetahui apa-apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah istri beliau yang lain.


Waktu Afdol untuk Shalat Dhuha

Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha [pada waktu yang belum begitu siang], maka ia berkata: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalatnya orang-orang yang kembali kepada ALLAH adalah pada waktu anak-anak onta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari”.
[HR. Muslim]
Penjelasan:
Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00 AM, adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta.
Jadi dari rincian penjelasan diatas dapat disimpulkan waktu yg paling afdol untuk melaksanakan dhuha adalah Antara jam 08:00 AM ~ 11:00 PM


Jumlah Rakaat Shalat Dhuha
>> 4 RAKAAT
Dari Mu’dzah, bahwa ia bertanya kepada Aisyah: “Berapa jumlah rakaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menunaikan shalat Dhuha?”
Aisyah menjawab: “Empat rakaat dan beliau menambah bilangan rakaatnya sebanyak yang beliau suka.”
[HR. Muslim dan Ibnu Majah]


>> 12 RAKAAT
Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]

>> 8 RAKAAT
Dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata: “Saya berjunjung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun Fathu (Penaklukan) Makkah. Saya menemukan beliau sedang mandi dengan ditutupi sehelai busana oleh Fathimah putri beliau”.
Ummu Hani berkata: “Maka kemudian aku mengucapkan salam”. Rasulullah pun bersabda: “Siapakah itu?” Saya menjawab: “Ummu Hani binti Abu Thalib”. Rasulullah SAW bersabda: “Selamat datang wahai Ummu Hani”.
Sesudah mandi beliau menunaikan shalat sebanyak 8 (delapan) rakaat dengan berselimut satu potong baju. Sesudah shalat saya (Ummu Hani) berkata: “Wahai Rasulullah, putra ibu Ali bin Abi Thalib menyangka bahwa dia boleh membunuh seorang laki-laki yang telah aku lindungi, yakni fulan Ibnu Hubairah”.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “sesungguhnya kami juga melindungi orang yang kamu lindungi, wahai Ummu Hani”.
Ummu Hani juga berkata: “Hal itu (Rasulullah shalat) terjadi pada waktu Dhuha.”
[HR. Muslim]


Tata Cara Shalat Dhuha
Berniat untuk melaksanakan shalat sunat Dhuha setiap 2 rakaat 1 salam. Seperti biasa bahwa niat itu tidak harus dilafazkan, karena niat sudah dianggap cukup meski hanya di dalam hati.
Membaca surah Al-Fatihah
Membaca surah Asy-Syamsu (QS:91) pada rakaat pertama, atau cukup dengan membaca Qulya (QS:109) jika tidak hafal surah Asy-Syamsu itu.
Membaca surah Adh-Dhuha (QS:93) pada rakaat kedua, atau cukup dengan membaca Qulhu (QS:112) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha.
Rukuk, iktidal, sujud, duduk dua sujud, tasyahud dan salam adalah sama sebagaimana tata cara pelaksanaan shalat fardhu.
Menutup shalat Dhuha dengan berdoa. Inipun bukan sesuatu yang wajib, hanya saja berdoa adalah kebiasaan yang sangat baik dan dianjurkan sebagai tanda penghambaan kita kepada ALLAH.
catatan :
>> Sebagaimana shalat sunat lainnya, Dhuha dikerjakan dengan 2 rakaat 2 rakaat, artinya pada setiap 2 rakaat harus diakhiri dengan 1 kali salam.
>> Adapun surah-surah yang dibaca itu tidak ada hadis yang mengaturnya melainkan sekedar ijtihad belaka, kecuali membaca Qulya dan Qulhu adalah sunnah Rasulullah, tetapi bukan untuk shalat Dhuha, melainkan shalat Fajr. Kita tidak dibatasi membaca surah yang manapun yang kita sukai, karena semua Al-Qur’an adalah kebaikan.
>> Doa pun tidak dibatasi, kita boleh berdoa apa saja asalkan bukan doa untuk keburukan.
>> Doa yang terkenal dalam mazhab Syafi’i ada pada slide selanjutnya. Selain doa itu kita boleh membaca doa yang kita sukai. Namun karena ada aturan mazhab, maka hendaklah kita jangan melupakan agar memulai doa itu dengan menyebut nama ALLAH, memuji syukur kepada-NYA dan kemudian bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Do’a Sesudah Shalat Dhuha

ALLAAHUMMA INNADH-DHUHAA ‘ADHUHAA ‘UKA – WAL BAHAA ‘ABAHAA ‘UKA – WAL JAMAALA JAMAALUKA – WAL QUWWATA QUWWATUKA – WAL QUDRATA QUDRATUKA – WAL ‘ISHMATA ‘ISHMATUKA.
ALLAAHUMMA IN KAANA RIZQII FIS-SAMAA ‘I FA ANZILHU – WA IN KAANA FIL ARDI FA AKHRIJHU – WA IN KAANA MU’ASSARAN FA YASSIRHU – WA IN KAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU – WA IN KAANA BA’IIDAN FA QARRIBHU, BIHAQQI DHUHAA ‘IKA, WA BAHAA ‘IKA, WA JAMAALIKA, WA QUWWATIKA, WA QUDRATIKA.
AATINII MAA ‘ATAITA ‘IBAADAKASH-SHAALIHIIN.
Artinya:
“Wahai ALLAH, bahwasanya waktu Dhuha itu waktu Dhuha-MU – dan kecantikan adalah kecantikan-MU – dan keindahan adalah keindahan-MU – dan kekuatan adalah kekuatan-MU – dan kekuasaan adalah kekuasaan-MU – dan perlindungan itu adalah perlindungan-MU.
Wahai ALLAH, jikalau rejekiku masih diatas langit, maka turunkanlah – Dan jikalau ada didalam bumi maka keluarkanlah – dan jikalau sukar maka mudahkanlah – dan jika haram maka sucikanlah – dan jikalau masih jauh maka dekatkanlah dengan berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-MU.

Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambamu yang shaleh.
Sumber:

Masjid Nabawi



Masjid Nabawi, adalah salah satu mesjid terpenting yang terdapat di Kota MadinahArab Saudi karena dibangun oleh Nabi Muhammad saw. dan menjadi tempat makam beliau dan para sahabatnya. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar ke-2 di dunia, setelah Masjidil Haram di Mekkah.
Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah saw., setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah beliau dari Mekkah ke Madinah. Masjid Nabawi dibangun sejak saat-saat pertama Rasulullah saw. tiba di Madinah, yalah di tempat unta tunggangan Nabi saw. menghentikan perjalanannya. Lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin ‘Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah saw. untuk dibangunkan masjid dan tempat kediaman beliau.[1][2]
Awalnya, masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m[3] Rasulullah saw. turut membangunnya dengan tangannya sendiri, bersama-sama dengan para shahabat dan kaum muslimin. Tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma. Sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja. Selama sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan di malam hari. Hanya di waktu Isya, diadakan sedikit penerangan dengan membakar jerami.[1]
Kemudian melekat pada salah satu sisi masjid, dibangun kediaman Nabi saw. Kediaman Nabi ini tidak seberapa besar dan tidak lebih mewah dari keadaan masjidnya, hanya tentu saja lebih tertutup. Selain itu ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin yang tidak memiliki rumah.[1] Belakangan, orang-orang ini dikenal sebagai ahlussufah atau para penghuni teras masjid.
Setelah itu berkali-kali masjid ini direnovasi dan diperluas. Renovasi yang pertama dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17 H, dan yang kedua oleh Khalifah Utsman bin Affanpada tahun 29 H. Di zaman modern, Raja Abdul Aziz dari Kerajaan Saudi Arabia meluaskan masjid ini menjadi 6.024 m² pada tahun 1372 H. Perluasan ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Raja Fahd pada tahun 1414 H, sehingga luas bangunan masjidnya hampir mencapai 100.000 m², ditambah dengan lantai atas yang mencapai luas 67.000 m² dan pelataran masjid yang dapat digunakan untuk salat seluas 135.000 m². Masjid Nabawi kini dapat menampung kira-kira 535.000 jemaah.[3]

Pahlawan Nasional


Pahlawan Nasional adalah gelar yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Gelar Pahlawan Nasional ditetapkan oleh presiden. Sejak dilakukan pemberian gelar ini pada tahun 1959, nomenklaturnya berubah-ubah. Untuk menyelaraskannya, maka dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 disebutkan bahwa gelar Pahlawan Nasional mencakup semua jenis gelar yang pernah diberikan sebelumnya, yaitu:[1]
  • Pahlawan Perintis Kemerdekaan
  • Pahlawan Kemerdekaan Nasional
  • Pahlawan Proklamator
  • Pahlawan Kebangkitan Nasional
  • Pahlawan Revolusi
  • Pahlawan Ampera
Berikut adalah daftar 156 tokoh yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Daftar ini disusun berdasarkan data di situs web Kementerian Sosial per Januari 2010 dilengkapi dengan daftar Pahlawan Nasional yang ditetapkan setelahnya.[2] Karena perdebatan yang masih berlangsung mengenai statusnya, Pahlawan Perintis Kemerdekaan dan Pahlawan Ampera tidak dimasukkan ke dalam daftar ini.[3]
No.NamaGelarTanggal penetapanDasar penetapan
1Abdul MuisPahlawan Kemerdekaan Nasional30 Agustus 1959Keppres No. 218 Tahun 1959
2Ki Hajar DewantaraPahlawan Kemerdekaan Nasional28 November 1959Keppres No. 305 Tahun 1959
3Raden Mas SoerjopranotoPahlawan Kemerdekaan Nasional30 November 1959Keppres No. 310 Tahun 1959
4Mohammad Husni ThamrinPahlawan Kemerdekaan Nasional28 Juli 1960Keppres No. 175 Tahun 1960
5Kiai Haji SamanhudiPahlawan Kemerdekaan Nasional9 November 1961Keppres No. 590 Tahun 1961
6Oemar Said TjokroaminotoPahlawan Kemerdekaan Nasional9 November 1961Keppres No. 590 Tahun 1961
7Ernest Douwes Dekker (Setiabudi)Pahlawan Kemerdekaan Nasional9 November 1961Keppres No. 590 Tahun 1961
8Sisingamangaraja XIIPahlawan Kemerdekaan Nasional9 November 1961Keppres No. 590 Tahun 1961
9Dr. G.S.S.J. RatulangiPahlawan Kemerdekaan Nasional9 November 1961Keppres No. 590 Tahun 1961
10dr. SoetomoPahlawan Kemerdekaan Nasional27 Desember 1961Keppres No. 657 Tahun 1961
11Haji Ahmad DahlanPahlawan Kemerdekaan Nasional27 Desember 1961Keppres No. 657 Tahun 1961
12Agus SalimPahlawan Kemerdekaan Nasional27 Desember 1961Keppres No. 657 Tahun 1961
13Jenderal Gatot SubrotoPahlawan Kemerdekaan Nasional18 Juni 1962Keppres No. 222 Tahun 1962
14Sukarjo WiryopranotoPahlawan Kemerdekaan Nasional29 Oktober 1962Keppres No. 342 Tahun 1962
15Ferdinand LumbantobingPahlawan Kemerdekaan Nasional17 November 1962Keppres No. 361 Tahun 1962
16Kiai Haji Zainul ArifinPahlawan Kemerdekaan Nasional4 Maret 1963Keppres No. 35 Tahun 1963
17Tan MalakaPahlawan Kemerdekaan Nasional28 Maret 1963Keppres No. 53 Tahun 1963[4]
18Mgr. Albertus Sugiyapranata S.J.Pahlawan Kemerdekaan Nasional26 Juli 1963Keppres No. 152 Tahun 1963
19Ir. Raden Juanda KartawijayaPahlawan Kemerdekaan Nasional6 November 1963Keppres No. 244 Tahun 1963
20Dr. Saharjo S.H.Pahlawan Kemerdekaan Nasional29 November 1963Keppres No. 245 Tahun 1963
21Cut Nyak DhienPahlawan Kemerdekaan Nasional2 Mei 1964Keppres No. 106 Tahun 1964[5]
22Cut Nyak MeutiaPahlawan Kemerdekaan Nasional2 Mei 1964Keppres No. 106 Tahun 1964
23Raden Ajeng KartiniPahlawan Kemerdekaan Nasional2 Mei 1964Keppres No. 108 Tahun 1964
24dr. Cipto MangunkusumoPahlawan Kemerdekaan Nasional2 Mei 1964Keppres No. 109 Tahun 1964
25Kiai Haji FakhruddinPahlawan Kemerdekaan Nasional26 Juni 1964Keppres No. 163 Tahun 1964
26Kiai Haji Mas MansurPahlawan Kemerdekaan Nasional26 Juni 1964Keppres No. 163 tahun 1964
27AliminPahlawan Kemerdekaan Nasional26 Juni 1964Keppres No. 163 Tahun 1964[6]
28dr. MoewardiPahlawan Kemerdekaan Nasional4 Agustus 1964Keppres No. 190 Tahun 1964
29Wahid HasyimPahlawan Kemerdekaan Nasional24 Agustus 1964Keppres No. 206 Tahun 1964
30Sri Susuhunan Pakubuwana VIPahlawan Kemerdekaan Nasional17 November 1964Keppres No. 294 Tahun 1964
31Kyai Haji Mohammad Hasyim AsyariPahlawan Kemerdekaan Nasional17 November 1964Keppres No. 294 Tahun 1964
32Raden Mas Tumenggung Ario SuryoPahlawan Kemerdekaan Nasional17 November 1964Keppres No. 294 Tahun 1964
33Jenderal SoedirmanPahlawan Kemerdekaan Nasional10 Desember 1964Keppres No. 314 Tahun 1964
34Letnan Jenderal Urip SumoharjoPahlawan Kemerdekaan Nasional10 Desember 1964Keppres No. 314 Tahun 1964
35Prof. Dr. SoepomoPahlawan Kemerdekaan Nasional14 Mei 1965Keppres No. 123 Tahun 1965
36Dr. Kusumah Atmaja S.H.Pahlawan Kemerdekaan Nasional14 Mei 1965Keppres No. 124 Tahun 1965
37Jenderal Ahmad YaniPahlawan Revolusi5 Oktober 1965Keppres No. 111/KOTI/1965
38Letnan Jenderal SupraptoPahlawan Revolusi5 Oktober 1965Keppres No. 111/KOTI/1965
39Letnan Jenderal HaryonoPahlawan Revolusi5 Oktober 1965Keppres No. 111/KOTI/1965
40Letnan Jenderal Siswondo ParmanPahlawan Revolusi5 Oktober 1965Keppres No. 111/KOTI/1965
41Mayor Jenderal PandjaitanPahlawan Revolusi5 Oktober 1965Keppres No. 111/KOTI/1965
42Mayor Jenderal Sutoyo SiswomiharjoPahlawan Revolusi5 Oktober 1965Keppres No. 111/KOTI/1965
43Kapten Pierre TendeanPahlawan Revolusi5 Oktober 1965Keppres No. 111/KOTI/1965
44AIP Karel Satsuit TubunPahlawan Revolusi5 Oktober 1965Keppres No. 114/KOTI/1965
45Brigadir Jenderal Katamso DarmokusumoPahlawan Revolusi19 Oktober 1965Keppres No. 118/KOTI/1965
46Kolonel SugionoPahlawan Revolusi19 Oktober 1965Keppres No. 118/KOTI/1965
47Sutan SyahrirPahlawan Nasional9 April 1966Keppres No. 76 Tahun 1966
48Laksamana Laut MartadinataPahlawan Nasional7 Oktober 1966Keppres No. 220 Tahun 1966
49Dewi SartikaPahlawan Nasional1 Februari 1966Keppres No. 252 Tahun 1966
50Wilhelmus Zakaria JohannesPahlawan Nasional27 Maret 1968Keppres No. 6/TK/1968
51Pangeran AntasariPahlawan Nasional27 Maret 1968Keppres No. 06/TK/1968
52Usman JanatinPahlawan Nasional17 Oktober 1968Keppres No. 50/TK/1968
53Kopral Harun bin Said (Thohir)Pahlawan Nasional17 Oktober 1968Keppres No. 50/TK/1968
54Jenderal Basuki RahmatPahlawan Nasional9 November 1969Keppres No. 10/TK/1969
55Arie Frederik LasutPahlawan Nasional20 Mei 1969Keppres No. 12/TK/1969
56Martha Christina TiahahuPahlawan Nasional20 Mei 1969Keppres No. 12/TK/1969[7]
57Maria Walanda MaramisPahlawan Nasional20 Mei 1969Keppres No. 12/TK/1969
58SupenoPahlawan Nasional13 Juli 1970Keppres No. 39/TK/1970
59Sultan Ageng TirtayasaPahlawan Nasional1 Agustus 1970Keppres No. 45/TK/1970
60Wage Rudolf SupratmanPahlawan Nasional20 Mei 1971Keppres No. 16/TK/1971
61Nyai Ahmad DahlanPahlawan Nasional22 September 1971Keppres No. 42/TK/1971
62Kiai Haji Zainal MustafaPahlawan Nasional6 November 1972Keppres No. 64/TK/1972
63Sultan HasanuddinPahlawan Nasional6 November 1973Keppres No. 87/TK/1973
64Kapitan PattimuraPahlawan Nasional6 November 1973Keppres No. 87/TK/1973
65Pangeran DiponegoroPahlawan Nasional6 November 1973Keppres No. 87/TK/1973
66Tuanku Imam BonjolPahlawan Nasional6 November 1973Keppres No. 87/TK/1973
67Teungku Cik di TiroPahlawan Nasional6 November 1973Keppres No. 87/TK/1973
68Teuku UmarPahlawan Nasional6 November 1973Keppres No. 87/TK/1973
69Wahidin SudirohusodoPahlawan Nasional6 November 1973Keppres No. 88/TK/1973
70Oto Iskandar di NataPahlawan Nasional6 November 1973Keppres No. 88/TK/1973[8]
71Robert Wolter MonginsidiPahlawan Nasional6 November 1973Keppres No. 88/TK/1973
72Prof. Mohammad Yamin S.H.Pahlawan Nasional6 November 1973Keppres No. 88/TK/1973
73Yos SudarsoPahlawan Nasional6 November 1973Keppres No. 88/TK/1973
74Prof. Dr. SuharsoPahlawan Nasional6 November 1973Keppres No. 88/TK/1973
75Marsekal Muda Abdulrachman SalehPahlawan Nasional9 November 1974Keppres No. 71/TK/1974
76Marsekal Muda Agustinus AdisuciptoPahlawan Nasional9 November 1974Keppres No. 71/TK/1974
77Teuku Nyak AriefPahlawan Nasional9 November 1974Keppres No. 71/TK/1974[9]
78Nyi Ageng SerangPahlawan Nasional13 Desember 1974Keppres No. 84/TK/1974
79Hajjah Rangkayo Rasuna SaidPahlawan Nasional13 Desember 1974Keppres No. 84/TK/1974
80Halim PerdanakusumaPahlawan Nasional9 Agustus 1975Keppres No. 63/TK/1975
81Marsekal Madya IswahyudiPahlawan Nasional9 Agustus 1975Keppres No. 63/TK/1975
82Letnan Kolonel I Gusti Ngurah RaiPahlawan Nasional9 Agustus 1975Keppres No. 63/TK/1975
83SuprijadiPahlawan Nasional9 Agustus 1975Keppres No. 63/TK/1975
84Sultan Agung HanyokrokusumoPahlawan Nasional3 November 1975Keppres No. 106/TK/1975
85Untung SuropatiPahlawan Nasional3 November 1975Keppres No. 106/TK/1975
86Tengku Amir HamzahPahlawan Nasional3 November 1975Keppres No. 106/TK/1975
87Sultan Thaha SjaifuddinPahlawan Nasional24 Oktober 1977Keppres No. 79/TK/1977
88Sultan Mahmud Badaruddin IIPahlawan Nasional29 Oktober 1984Keppres No. 63/TK/1984
89SoekarnoPahlawan Proklamator
Pahlawan Nasional
23 Oktober 1986
7 November 2012
Keppres No. 81/TK/1986
Keppres No. 83/TK/2012[10][11]
90Drs. Mohammad HattaPahlawan Proklamator
Pahlawan Nasional
23 Oktober 1986
7 November 2012
Keppres No. 81/TK/1986
Keppres No. 84/TK/2012[10][11]
91Suroso R.PPahlawan Nasional23 Oktober 1986Keppres No. 81/TK/1986
92Radin Inten IIPahlawan Nasional23 Oktober 1986Keppres No. 81/TK/1986
93Kanjeng Gusti Pangeran Adipati AryaMangkunagara IPahlawan Nasional17 Agustus 1988Keppres No. 48/TK/1988
94Sri Sultan Hamengkubuwana IXPahlawan Nasional30 Juli 1990Keppres No. 53/TK/1990
95Sultan Iskandar MudaPahlawan Nasional14 September 1993Keppres No. 77/TK/1993
96I Gusti Ketut JelantikPahlawan Nasional15 September 1993Keppres No. 77/TK/1993
97Frans KaisiepoPahlawan Nasional14 September 1993Keppres No. 77/TK/1993
98Silas PaparePahlawan Nasional14 September 1993Keppres No. 77/TK/1993
99Marthen IndeyPahlawan Nasional14 September 1993Keppres No. 77/TK/1993
100Nuku Muhammad AmiruddinPahlawan Nasional7 Agustus 1995Keppres No. 71/TK/1995
101Tuanku TambusaiPahlawan Nasional7 Agustus 1995Keppres No. 71/TK/1995
102Syech Yusuf Tajul KhalwatiPahlawan Nasional7 Agustus 1995Keppres No. 71/TK/1995
103Siti HartinahPahlawan Nasional30 Juli 1996Keppres No. 60/TK/1996
104Raja Haji FisabilillahPahlawan Nasional11 Agustus 1997Keppres No. 72/TK/1997
105Haji Adam MalikPahlawan Nasional6 November 1998Keppres No. 107/TK/1998
106Cilik RiwutPahlawan Nasional6 November 1998Keppres No. 108/TK/1998
107La MadukellengPahlawan Nasional6 November 1998Keppres No. 109/TK/1998
108Sultan Syarif Kasim IIPahlawan Nasional6 November 1998Keppres No. 109/TK/1998
109H. Ilyas YakoubPahlawan Nasional13 Agustus 1999Keppres No. 74/TK/1999
110Prof. Dr. HazairinPahlawan Nasional13 Agustus 1999Keppres No. 74/TK/1999
111Abdul KadirPahlawan Nasional13 November 1999Keppres No. 114/TK/1999
112FatmawatiPahlawan Nasional4 November 2000Keppres No. 118/TK/2000
113Ranggong Daeng RomoPahlawan Nasional3 November 2001Keppres No. 109/TK/2001
114Brigadir Jenderal Hasan BasryPahlawan Nasional3 November 2001Keppres No. 110/TK/2001
115Jendral Besar Abdul Harris NasutionPahlawan Nasional6 November 2002Keppres No. 73/TK/2002
116Gusti Pangeran Harya JatikusumoPahlawan Nasional6 November 2002Keppres No. 73/TK/2002
117Andi JemmaPahlawan Nasional6 November 2002Keppres No. 73/TK/2002
118Pong TikuPahlawan Nasional6 November 2002Keppres No. 73/TK/2002
119Prof. Dr. Iwa KusumasumantriPahlawan Nasional6 November 2002Keppres No. 73/TK/2002
120Nani WartabonePahlawan Nasional6 November 2003Keppres No. 85/TK/2003
121Maskoen SoemadiredjaPahlawan Nasional5 November 2004Keppres No. 89/TK/2004
122Andi MappanyukkiPahlawan Nasional5 November 2004Keppres No. 89/TK/2004
123Ali HajiPahlawan Nasional5 November 2004Keppres No. 89/TK/2004
124Kiai Haji Achmad RifaiPahlawan Nasional5 November 2004Keppres No. 89/TK/2004
125Gatot MangkuprajaPahlawan Nasional5 November 2004Keppres No. 89/TK/2004
126Ismail MarzukiPahlawan Nasional5 November 2004Keppres No. 89/TK/2004
127Kiras Bangun (Garamata)Pahlawan Nasional7 November 2005Keppres No. 82/TK/2005
128Bagindo AzizchanPahlawan Nasional7 November 2005Keppres No. 82/TK/2005
129Andi Abdullah Bau MassepePahlawan Nasional7 November 2005Keppres No. 82/TK/2005
130Teuku Mohammad HasanPahlawan Nasional3 November 2006Keppres No. 85/TK/2006[12]
131Raden Mas Tirto Adhi SoerjoPahlawan Nasional3 November 2006Keppres No. 85/TK/2006[12]
132Kiayi Haji Noer AliePahlawan Nasional3 November 2006Keppres No. 85/TK/2006[12]
133Pajonga Daeng Ngalie Karaeng PolongbangkengPahlawan Nasional3 November 2006Keppres No. 85/TK/2006[12]
134Opu Daeng RisadjuPahlawan Nasional3 November 2006Keppres No. 85/TK/2006[12]
135Izaak Huru DokoPahlawan Nasional3 November 2006Keppres No. 85/TK/2006[12]
136Sri Sultan Hamengkubuwana IPahlawan Nasional3 November 2006Keppres No. 85/TK/2006[12]
137Haji Andi Sultan Daeng RajaPahlawan Nasional3 November 2006Keppres No. 85/TK/2006[12]
138Mayor Jenderal Adenan Kapau GaniPahlawan Nasional9 November 2007Keppres No. 66/TK/2007[13]
139Dr. Ida Anak Agung Gde AgungPahlawan Nasional9 November 2007Keppres No. 66/TK/2007[13]
140Mayor Jenderal TNI Prof. Dr. MoestopoPahlawan Nasional9 November 2007Keppres No. 66/TK/2007[13]
141Slamet RiyadiPahlawan Nasional9 November 2007Keppres No. 66/TK/2007[13]
142Muhammad NatsirPahlawan Nasional6 November 2008Keppres No. 41/TK/2008[14]
143Kiai Haji Abdul HalimPahlawan Nasional6 November 2008Keppres No. 41/TK/2008[14]
144SutomoPahlawan Nasional6 November 2008Keppres No. 41/TK/2008[14]
145Jahja Daniel DharmaPahlawan Nasional9 November 2009Keppres No. 58/TK/2009[15]
146Herman JohannesPahlawan Nasional9 November 2009Keppres No. 58/TK/2009[15]
147Achmad SubardjoPahlawan Nasional9 November 2009Keppres No. 58/TK/2009[15]
148Johanes LeimenaPahlawan Nasional11 November 2010Keppres No. 52/TK/2010[16]
149Johannes Abraham DimaraPahlawan Nasional11 November 2010Keppres No. 52/TK/2010[16]
150Syafruddin PrawiranegaraPahlawan Nasional7 November 2011Keppres No. 113/TK/2011[17]
151Idham ChalidPahlawan Nasional7 November 2011Keppres No. 113/TK/2011[17]
152Haji Abdul Malik Karim AmrullahPahlawan Nasional7 November 2011Keppres No. 113/TK/2011[17]
153Ki Sarmidi MangunsarkoroPahlawan Nasional7 November 2011Keppres No. 113/TK/2011[17]
154I Gusti Ketut PudjaPahlawan Nasional7 November 2011Keppres No. 113/TK/2011[17]
155Pakubuwana XPahlawan Nasional7 November 2011Keppres No. 113/TK/2011[17]
156Ignatius Joseph Kasimo HendrowahyonoPahlawan Nasional7 November 2011Keppres No. 113/TK/2011[17]

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review